Minggu, 07 Juni 2015



“Salam Diriku” (5)


Aku menempatkan diriku sebagai petugas keamanan bagi diriku
Aku menempatkan diriku sebagai pemimpin atau presiden dalam diriku
Aku menempattkan diriku sebagai ulama dalam diriku
Dan aku juga menjadi murid dalam diriku
Dengan guruku yang terbaik adalah pengalaman dan kebenaran dalam diriku
Dan seterusnya
Aku bisa menjadi siapapun  apapun dalam diriku untuk menuju diriku yang sebenarnya, “pantas” menjadi makhluk yang disebut manusia
Dan itulah jalanku
Memanggil seluruh perilaku dewan dalam diriku, serta keputusan-keputusanku
Aku disini siap bicara pada diriku
Agar aku “setia” pada sumpah jabatanku
Dan aku tidak akan menodai diriku
Dengan kekuasaanku sebagai apapun
Yang menjadi aku yang tak mengenal AKU
Salam diriku
Aku ingin mencintai diri ini dengan suatu kejujuran
Agar aku bisa mendengar tuntunan memuji Allah SWT dengan benar
Salam diriku
Aku menatap tahta jiwaku dengan rasa rindu pada alam diriku
Dimana dalam alam diriku terdapat negeri yang indah
Aku ingin membuka kemerdekaan jiwaku dengan terang
Untuk membangun “negeri” dengan “iman”dan kesatuan
Tugas dalam demokrasi yang terang
Tidak pilih kasih antara logika dan hati
Antara rasa dan perasaan
Antara jiwa dan raga
Semua adalah rakyat negeri dalam diriku
Salam diriku
Aku tegaskan pada diriku
Agar patuh dan tunduk pada saksi jiwa atas kekuasaan Allah Tuhan maha mendengar lagi maha mengetahui
Aku tak akan member janji pada diri
Namun aku hadir bersama menyatukan “CAHAYA pelangi” diri
Aku menjadi wujud negeri bagi jiwaku
Aku persatukan dengan tanggung jawab atas seluruh kesaksianku
Salam diriku
Marilah logikaku
Marilah hatiku
Marilah rasaku
Mewujudkan satria komando Nusantara diri
Dari Sabang sampai merauke, dari akal ke seluruh elemen diri
Aku satria komando Nusantara diriku
Yang meliputi seluruh kesatuan dan persatuan
Nadiku tulang sumsumku
Maka aku harus duduk di singgasana diriku
Jika tidak, maka aku terbakar dalam seluruh penyesalan diriku
Dan itu artinya aku memberi kesempatan hantu-hantu mengintaiku
Bagaimana dengan Anda?

Salam diriku

2 komentar:

Mas Kerebet mengatakan...

apakah benar guru terbaik dirimu pengalaman dan kebenaran, akan berarti kesombongan, coba renungkan lagi,sifat padi.

Bang Amat mengatakan...

Hello Cahaya...mudah2an kali ini saya berhasil kasoh komen setelah beberapa kali nggak bisa upload...maklum gaptek.
Anyway...kamu beda dengan remaja umumnya yang menghabiskan waktu main game atau "nongkrong". Tulisan2 kamu tidak saya komen satu2 tapi secara umum kamu sedang mengutarakan kegundahan dan ingin memperbaikinya demi negara dan bangsa ini...itu jempolan. Keep up your writting karena puitis sekali...bener apa nggak ini hanya penilaian saya karena saya bukan ahli bahasa dan bukan seniman...I am a businessman.
Salam