Suara Seruan Jiwa
Menggenggam cinta dan merasakannya dalam jiwa
antara ada dan tiada, kehidupan terus menunggu jawaban kebenaran dan pengakuan
sesungguhnya ada dalam diri sendiri namun tetap yang tersulit adalah melangkah untuk
mengetaahui dan mengenal diri.
Gunung, lembah
Sungai,
hutan belukar
Semak-semak
liar
Badai dan
lain-lain yang selalu silih berganti berperan di diri. Memberi warna pada sikap,
sifat, perbuatan, kata-kata dan pemikiran diri.
Tak akan pernah ada penyelesaian,
bahkan kematian pun tak menyelesaikan, bahkan sering meninggalkan jejak nestapa
yang panjang.
Betapa sulitnya menyerahkan sesuatu
dan segala yang Allah SWT titipkan pada diri ini, untuk dikembalikan meski
telah Allah SWT beri banyak hal yang baik untuk diri akankah diri sudah terjaga
di malam hari atau disiang hari bahkan sedang tidak tidur ataupun sedang tidur.
Bagai tidur lelap walau mata tetap
terbuka. Diri terbagi menjadi beberpa bagian didalam kebaikan kebenaran dan
kejujuran dan kebaikan-kebaikan yang lain terkadang berteriak ingin berdiri.
Sementara didalam kejahatan,
kesombongan, tinggi hati, kesewenangan ingi berteriak ingin di dengar. Dimana
ruhnya kebenaran, dimana ruhnya kejahatan, imanlah yang dapat merasakannya.
Iman dan ruhnya akan mengurai lembaran-lembaran diri saat terjaga maupun tidak
atas kehendak Allah SWT maka yang setia pada-Nya akan dapat menjawab siapa aku.
Dan
Aku ada
dimana dalam diri ini.
Aku ingatkan
diri
Tempatkan
dalam kedudukan diri. Antara imannya jiwa dan jiwanya iman maka diri akan “tahu”
dengan sebenar-benarnya apa yang Allah SWT genggamkan pada tangan ini.
Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar